
Ungkapan Alhamdulillah, ajakan untuk mensyukuri nikmat Allah, sebab dalam perjalanan kehidupan kita, ada kaitannya dengan orang yang bersambung dengan orang saleh.
Tidak ada yang lebih bermanfaat dalam kehidupan akhirat kelak kecuali bersambung dengan orang-orang ketika kehidupan dunia. Allah tidak akan mengazab suatu kaum karena di dalamnya terdapat Rasululullah Saw. hal ini menunjukkan bahwa sahabat hubungan yang sepesial dengan Rasulullah saw. sehingga Allah tidak akan mengazab mereka .
Memang kita tidak lahir sebagai sahabat yang mempunyai hubungan langsung dengan Rasulullah, tetapi, paling tidak, saat ini kita bisa bersalaman dan mencium tangannya, mendengar nasihatnya, menatap wajahnya, mengambil ilmunya, di mana orang tersebut mempunyai sambungan (ittisal) dari gurunya, kemudian guru-gurunya, sehingga sampai pada Rasulullah saw.
Lantas, mengapa kita harus bersyukur? Sebab, mempunyai hubungan dengan guru-guru kita bukanlah keinginan kita. Akan tetapi, merupakan kerunia (fadhal) dari Allah Swt. banyak orang yang lahir bersamaan dengan kelahiran kita, termasuk banyak orang yang hidup dalam waktu yang sama dengan kita, atau banyak orang yang mempunyi umur yang sama dengan kita, namun mereka tidak mendapatkan takdir yang sama dengan diri kita.
Oleh karena itu, jangan sampai “syukur” tersebut lepas dari diri kita. Syukur ibaratkan pupuk bagi tanaman.
Allah Swt berfirman dalam QS Ibrahim Ayat 7 sebagai berikut:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”
Pada ayat di atas terdapat kata la-azidannakum (لَأَزِيدَنَّكُمْ). Kata dasar dari kata ini adalah aziida (أزيد) yang berarti “saya tambahkan.” Kemudian, kata tersebut ditambah dengan huruf lam (ل) kemudian ditambah lagi dengan huruf nun (ن), setelah itu ditambah lagi dengan nun kedua sehingga penulisannya menggunakan tasydid (نّ).
Dalam ilmu balagah. Keberadaan huruf taukid mempunyai fungsi untuk meyakinkan mukhatab (lawan bicara) atas apa yang disampaikan oleh mutakallim (penyampai berita). Sebab, keberadaan mukhatab dalam menerima sebuah informasi berbeda-beda. Di antara mereka ada yang mempunyai kepercayaan tinggi sehingga tidak diperlukan sebuah penguat. Akan tetapi, terdapat juga mukhatab yang tidak memercayai informasi yang diterimanya dengan tingkat kepercayaan yang beragam, bahkan sampai pada batas mengingkari. Oleh sebab itu, dalam keadaan seperti ini diperlukan sebuah penguat (taukid) sesuai dengan tingkat kepercayaannya masing-masing.
Dengan demikian, ayat di atas menunjukkan janji Allah yang pasti sebagai mutakallim. Ayat ini juga mengandung sebuah pendidikan, yaitu mengajarkan kita agar menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki keyakinan kuat kepada Allah Swt.
Sementara itu, kondisi saat ini telah banyak masyarakat yang tingkat keyakinannya kepada Allah mulai terkikis. Misalnya, pelaku judi online adalah salah satu orang yang tidak percaya terhadap ketentuan rezeki dari Allah sehingga ia mencari melalui jalan lain yang tidak sesuai dengan syariat Allah Swt.
Selanjutnya, dalam pencarian ilmu harus menikmati setiap proses yang dilaluinya. Sebab, Allah tidak akan mengangkat derajat seseorang sebelum ia menjalani bagian dari proses. Salah satu dari bagian proses tersebut adalah mengikuti nasihat guru; jika kita belajar, maka belajarlah secara bersungguh-sungguh, jika telah lulus, maka jadilah alumni yang kompak.
Jadi, ungkapan Alhamdulillah, walaupun hanya satu kata namun mencakup semua pujian, baik pujian Allah terhadap Zat-nya sendiri, pujian Allah kepada hamba-Nya, pujian hamba kepada Allah, dan pujian hamba kepada sesamanya. Semua bentuk pujian tersebut, pada dasarnya kembali kepada Allah Swt.
Alhamdulillah menjadi satri Abah Nur, dan Alhamdulillah bisa nyantri di Ashiddiqiyah, yang mana hal itu bukanlah suatu kebetulan, melainkan kerunia dari Allah Swt.
Secara khusus Abah mengingatkan agar kita paraalumni tetap menjaga dan menjalankan kebiasaan rutinitas yang berada di pondok, dan agar mendoakan al-Marhum Abah Nur, minimal sehari sekali, tetapi lebih baik lagi setiap selesai shalat lima waktu, walaupun dengan satu surah al-Fatihah.
Dalam mendoakan guru, terlihat seolah-olah kita yang mendoakan beliau, namun hakikatnya kita yang akan mendapatkan manfaatnya. Doa yang kita kirimkan untuk guru kita merupakan bagian dari ungkapan rasa Syukur kita kepada Allah karena memiliki kaitan (hubungan) dengan orang-orang saleh yang mempunyai hubungan kepada Rasulullah saw.
Berikutnya Abah berpesan untuk menguatkan konsolidasi organisasi. Nama organisasi (iklas) diberikan langsung oleh al-Marhum Abah Nur. Artinya, dengan menghidupkan organisasi ini (iklas) berarti menghidupi amanah al-Marhum Abah Nur.
Terimakasih telah membaca sampai tuntas.
Bogor, 28 April 2025
source: Santri Abah