Hezuo Tawarkan Kerjasama Pertanian dan Pendidikan ke Pesantren Asshiddiqiyah 3 Karawang
Hezuo Tawarkan Kerjasama Pertanian dan Pendidikan ke Pesantren Asshiddiqiyah 3 Karawang
Jum, 12 September 2025 11:57
Untitled design (1)

Karawang, 9 September 2025 – Yayasan Hezuo (Indonesia China Partnership) melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 3 Cilamaya, Karawang, pada Selasa (9/9) pagi. Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 09.05 hingga 11.20 WIB itu membahas peluang kerjasama di bidang pertanian dan pendidikan.

Pertemuan dipimpin langsung oleh pembina Yayasan Hezuo, Mr. Zhang Guoming, yang hadir bersama tiga staf dari Tiongkok, William—perwakilan keturunan Tionghoa-Indonesia asal Jakarta—serta Darmawan selaku penerjemah dari Riau. Rombongan ini juga didampingi oleh Kyai Wahid Nuruddin, Ketua Bidang Agama dan Keumatan. Dari pihak tuan rumah, hadir beberapa perwakilan pesantren, di antaranya Ust. Wahyudin, Ust. Eef S., Ust. Syukron, Ust. Muhyi, serta tokoh masyarakat H. Mu’min.

Fokus Kerjasama Pertanian

Dalam pembicaraan, pihak Hezuo menawarkan program praktik pendidikan pertanian yang ditujukan untuk siswa tingkat Aliyah, SMK, hingga mahasiswa. Tawaran utama adalah penyediaan demplot pertanian padi seluas 10 hektar yang rencananya akan dikelola di lahan sawah milik pesantren.

Menurut pemaparan Mr. Zhang, proyek tersebut akan dikelola dengan pendampingan langsung dari tim Hezuo. “Kami ingin memberikan dukungan bukan hanya berupa fasilitas, tetapi juga bimbingan teknis agar siswa dapat belajar langsung di lapangan,” ujarnya melalui penerjemah.

Namun, pihak pesantren belum dapat memberikan keputusan final. Rencana kerjasama ini masih harus dibicarakan lebih lanjut dengan Khodimul Ma’had selaku pimpinan tertinggi pesantren.

Peluang Kerjasama Pendidikan

Selain sektor pertanian, Yayasan Hezuo juga membuka wacana kerjasama di bidang pendidikan. Ada dua program yang ditawarkan: pembelajaran bahasa Mandarin bagi siswa pesantren dan peluang beasiswa ke Tiongkok. Walau hanya disampaikan secara singkat dalam pertemuan, tawaran ini memberi sinyal adanya dukungan jangka panjang dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia di lingkungan pesantren.

“Bahasa adalah jembatan antarbangsa. Kami ingin para santri memiliki akses untuk belajar bahasa Mandarin sebagai bekal menghadapi dunia global,” ungkap William yang ikut mendampingi rombongan.

Antusiasme dan Sikap Pesantren

Para ustaz yang hadir menyambut positif tawaran tersebut, khususnya peluang belajar berbasis praktik di bidang pertanian. Ust. Wahyudin menyampaikan bahwa wacana kerjasama ini menarik karena dapat membuka jalan bagi santri untuk belajar keterampilan di luar kelas. “Santri tidak hanya dibekali ilmu agama, tetapi juga wawasan praktis yang bisa mereka manfaatkan di masyarakat,” katanya.

Namun, pihak pesantren tetap menegaskan perlunya kehati-hatian sebelum melangkah lebih jauh. “Kami perlu bermusyawarah dengan pimpinan pesantren. Prinsip kami, setiap langkah besar harus diputuskan secara kolektif demi kemaslahatan bersama,” ujar Ust. Syukron menambahkan.

Dampak ke Depan

Jika terealisasi, kerjasama ini berpotensi membawa manfaat ganda. Dari sisi pendidikan, santri dapat memperluas wawasan dengan pengalaman pertanian modern dan peluang belajar ke luar negeri. Dari sisi ekonomi, demplot pertanian dapat menjadi sumber produksi sekaligus laboratorium praktik yang menghubungkan teori dengan realita lapangan.

Selain itu, kerjasama lintas budaya seperti ini juga menjadi sarana mempererat hubungan antara komunitas lokal dengan mitra internasional. Kyai Wahid Nuruddin menilai, inisiatif Hezuo bukan hanya sekadar kerjasama teknis, tetapi juga bagian dari diplomasi akar rumput. “Pertemuan ini bisa membuka pintu bagi interaksi yang lebih luas, saling memahami, dan saling mendukung,” ujarnya.

Catatan Penting

Meski banyak tawaran menarik, pertemuan ini masih sebatas tahap penjajakan. Belum ada kesepakatan resmi yang ditandatangani. Keputusan akhir akan sangat bergantung pada pertimbangan Khodimul Ma’had dan forum internal pesantren.

Kunjungan Hezuo ke Asshiddiqiyah 3 menunjukkan adanya minat besar untuk mengembangkan program pertanian sekaligus membuka akses pendidikan internasional. Bagi pesantren, tawaran ini bisa menjadi momentum penting untuk memperkuat peran santri dalam menghadapi tantangan global, tanpa meninggalkan akar tradisi pesantren itu sendiri.

Berita

Komentar

Tidak ada komentar

Tulis Komentar

Artikel Lainnya

Resep Kemenangan Abadi: Menyelami Kedalaman Tafsir Al-Anfal 45–46
Hidup tidak pernah lepas dari ujian. Kadang terasa seperti medan perang yang ...
Kam, 9 Oktober 2025 | 12:23
Kemenag Jabar Luncurkan Layanan 'CINTA' di Tengah Darurat Perceraian: 88.000 Janda dan Fenomena 'Istri Menggugat'
KARAWANG—Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Bara...
Sel, 30 September 2025 | 3:15
Yayasan Pendidikan Intan Mutia Gelar KMSI 2025: Ratusan Pelajar Unjuk Prestasi Matematika, Sains, dan Bahasa Inggris
Karawang, 5 September 2025 — Ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Karawan...
Jum, 12 September 2025 | 12:36
Meraih Surga dengan Rahmat Allah: Bukan Sekadar Amal Semata
Dalam setiap langkah ibadah dan ketaatan, seringkali terlintas dalam benak ki...
Ming, 10 Agustus 2025 | 2:57